Saturday, 28 January 2017

Mantra Hindu Bisa Meningkatkan Kesejahtraan dan Kekayaan

Dalam agama Hindu, dunia ini berputar karena kekuatan dan kemahakuasaa Sang Hyang Widhi Wasa, dengan segala menifestasinya. Dan yang berperan dalam hal ini untuk meningkatan kesejahteraan dan kekayaan adalah Dewi Laksmi.


 Dalam agama Hindu, Dewi Laksmi (Dewanagari: लक्ष्मी; IAST: Lakshmī) adalah dewi kekayaan, kesuburan, kemakmuran, keberuntungan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan.

Dalam kitab-kitab Purana, Dewi Laksmi adalah Ibu dari alam semesta, sakti dari Dewa Wisnu. Dewi Laksmi memiliki ikatan yang sangat erat dengan Dewa Wisnu. Dalam beberapa inkarnasi Wisnu (Awatara) Dewi Laksmi ikut serta menjelma sebagai Sita (ketika Wisnu menjelma sebagai Rama), Rukmini (ketika Wisnu menjelma sebagai Kresna), dan Alamelu (ketika Wisnu menjelma sebagai Wenkateswara).

Merak dalam penggambaran Dewi laksmi, yang mana adalah simbol dari kebenaran mutlak penciptaan hitam dan putih, sebab merak sesekali waktu mengembangkan bulu-bulunya sebagai lambang keindahan yang abadi dan lambang pernikahan.

Dewi Laksmi disebut juga Dewi Uang. Ia juga disebut "Widya", yang berarti pengetahuan, karena Dia juga Dewi pengetahuan keagamaan. Ia juga dihubungkan dengan setiap kebahagiaan yang terjadi di antara keluarga dan sahabat, perkawinan, anak-anak, kekayaan, dan kesehatan yang menjadikannya Dewi yang sangat terkenal di kalangan umat Hindu.

Sedangkan Mantra (Dewanagari: मन्त्र; IAST: mantra) berasal dari tradisi Weda di India, menjadi bagian penting dalam tradisi Hindu dan praktek sehari-hari dalam agama Buddha, Sikhisme dan Jainisme. Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran.

Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan 'perwujudan pikiran' yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara.

Dengan mengetahui siapa yang memiliki uang atau sumber uang maka kita bisa memohon kepada Dewi Lakmi untuk memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk memohon kepada beliau kita memerlukan mantra untuk untuk memperoleh keinginan kita.

Dengan keyakinan dan ketulus iklasan dalam melantunkan mantra mantra itu maka cepat atau lambat maka keinginan kita akan di kabulkan.

Dan berikut Mantra Mantra Yang Diyakini Bisa Meningkatkan Kesejahtraan dan Kekayaan:

1. Gayatri Mantra,
Oṃ bhūr bhuvaḥ svaḥ
tát savitúr váreṇ(i)yaṃ
bhárgo devásya dhīmahi
dhíyo yó naḥ pracodáyāt, shreem

Shreem adalah bija mantra yang ditambahkan setelah mengucapkan mantra Gayatri, Bija Mantra Shreem ini ditunjukan untuk melakukan pemujaan kepada Dewi Laksmi.

Untuk mendapatkan kekuatan dari mantra ini bakta harus melakan dengan tulus iklas, mantra ini di ulang - ulang sebanyak 3 kali dan dilaksanakan sebanyak 3x perhari. Dalam melakukan pemujaan kepada dewi laksmi anda di sarankan nggunakan pakaian serba kuning dengan alas yang ditabur bubuk kunir.

2. Mantra Gayatri Laksmi
"Om Mahalakshmyai cha vidmahe
Vishnu patnyai cha dhimahi
Tanno Lakshmihi prachodayat"
Sama halnya dengan gayatri mantera, Gayatri laksmi juga memiliki kekuatan yang sama tergantung orang yang melantunkan mantra tersebut. Mantra Gayatri Laksmi di ucapkan minimal diulang ulang sebanyak 3 kali dan bisa juga di ulang ulang hingga 108 kali tergantung orang yang melakukannya.

3. Mahalaksmi Astakam
Maha Laksmi Astakam adalah 8 bait mantra yang ditujukan untuk memuja keagungan Ida Sang Yang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) dalam fungsinya sebagai Dewi Kekayaan. Agama hindu percaya dengan melantunkan pujian mantra Maha Laksmi Astakam secara khusuk dan penuh penghayatan pemujanya akan terhindar dari kesulitan-kesulitan material.

Mantra Mahalaksmi Astakam

Namastetu Mahaamaaye 
Shree peetthey Surpoojitey
Shankha chakra gadaa hastey
Mahaalaxmi Namostutey

Namastey Garooda roodheyKola asura bhayankariSarva paapa harey DeviMahaa Laxmi Namostutey
Sarvagyey Sarva-Varadey
Sarva-dushta Bhayankaree
Sarva-dukha harey Devi
MahaLaxmi Namostutey.

Sidhee- Budhee pradey Devi,Bhakti Mukti pradaayanee,Mantra-Moortey sadaa Devi,MahaLaxmi Namostutey.

Aadi-Anta rahitey Devi,

Aadi- Shakti Maheshwari,
Yogajey Yogasambhutey,
MahaaLaxmi namostutey.

Sthoola Sukshma Mahaa roudreyMahaaShakti MahodayeyMahaa paapa harey Devi,MahaLaxmi Namostutey
Padma Aasan Sthitey Devi,
Para Brahma Svaroopini,
Parmeshi Jagan Maatar,
MahaLaxmi Namostutey.

Shwet Aambar dharey Devi,Nana Alankaara Bhooshitey,Jagat Sthitey Jagan Matar,MahaLaxmi Namostutey.

untuk melihat arti mantra Mahalaksmi Astakam lihat juga:

Mahalaksmi Astakam Mantra Untuk Memperoleh Kekayaan, Kekuatan dan Kebijaksanaan
Demikian Mantra Mantra Yang Diyakini Bisa Meningkatkan Kesejahtraan dan Kekayaan
semoga bermamfaat.

Sumber:
Buku Gayatri Mantra (Maha Mantra Menurut Weda)
wikipedia,
dan hasil penelusuran di google




Pengertian, makna dan cara melaksanakan brata siwaratri


Pengertian  dan Makna Siwaratri

Siwaratri artinya malam Siwa. Jika diuraikan terdiri dari 2 kata, yaitu Siwa dan Ratri. Siwa dalam bahasa Sansekerta berarti baik hati, suka memaafkan, memberi harapan dan membahagiakan dan juga Siwa dapat diartikan sebagai sebuah gelar atau nama kehormatan untuk salah satu manifestasi Tuhan yang diberi nama atau gelar kehormatan Dewa Siwa, dalam fungsi beliau sebagai pemerelina untuk mencapai kesucian atau kesadaran diri yang memberikan harapan untuk kebahagian.

Sedangkan Ratri artinya malam, yang dapat diartikan juga sebagai kegelapan. Jadi Siwaratri dapat diartikan sebagai malam pemerilina atau pelebur kegelapan dalam diri dan hati untuk menuju jalan yang lebih terang.

Dalam memaknai Hari Raya Siwaratri tidak sedikit yang beranggapan bahwa Siwaratri bertujuan untuk melebur dosa. Benarkah demikian? Lantas bagaimana dengan adanya Hukum Karma Phala? Jika dosa bisa dilebur hanya dalam satu malam (Siwaratri ). Menurut pengamat agama Gusti Ketut Widana mengatakan, secara tatwa sesungguhnya Siwaratri merupakan malam perenungan dosa, (bukan peleburan dosa), dengan tujuan tercapainya kesadaran diri. ”Secara tatwa, sesungguhnya Siwaratri itu simbolisasi dan aktualisasi diri dalam melakukan pendakian spiritual guna tercapainya ‘penyatuan’ Siwa, yaitu bersatunya atman dengan paramaatman atau Tuhan penguasa jagat raya itu sendiri.

Sebagai malam perenungan, kita mestinya melakukan evaluasi atau introspeksi diri atas perbuatan-perbuatan selama ini. Pada malam pemujaan Siwa ini kita memohon diberi tuntunan agar dapat keluar dari perbuatan dosa.

Pengertian, makna dan cara melaksanakan brata siwaratri

Baca juga:

Makna Hari Raya Siwaratri Dan Cara Pelaksanaan Siwarâtri
Kisah Roh Lubdaka Dan Malam Siwaratri

CARA MELAKSANAKAN BRATA SHIWARATRI

Sehari sebelum Tilem sasih Kapitu atau yang sering disebut prawaning tilem kapitu, merupakan hari suci rahina Shiwaratri. Ada tiga jenis brata yang hendaknya kita laksanakan pada hari suci rahina Shiwaratri. Ini disebut sebagai Brata Shiwaratri, yaitu :

1. UPAWASA.- / Upawasa berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti puasa tidak makan-minum. Tujuan dari upawasa adalah untuk merubah susunan energi tubuh halus kita, agar tubuh halus kita ibaratnya bisa menjadi "wadah penampung", yang dapat menampung energi suci karunia Ista Dewata.

2. MONA.- / Mona berasal dari bahasa sansekerta “Mauna”, yang memiliki arti tidak berbicara, atau tidak mengucapkan kata-kata. Tujuan dari mona adalah untuk merubah kondisi pikiran kita, agar pikiran kita lebih jernih, yang dapat membuat kita lebih mudah terhubung dengan Ista Dewata atau terhubung dengan keheningan di dalam diri.

3. TAN MREMA [JAGRA].- / Dalam buku suci Shiwaratri Kalpa, Tan Mrema juga disebut “Tan Aturu Atanghi”, yang memiliki arti tidak tidur, tetap terjaga, atau bergadang. Tan Mrema umumnya lebih dikenal dengan istilah Jagra. Makna lebih mendalam dari Jagra adalah fokus [tetap terjaga] pada rasa bhakti yang mendalam kepada Dewa Shiwa.

Brata Shiwaratri hendaknya disesuaikan dengan kemampuan, situasi dan kondisi kita masing-masing.
Tingkatan Brata Shiwaratri

Ada 3 tingkatan dalam melaksanakan brata Siwaratri, yaitu:

UTAMA - Upawasa, Mona dan Jagra.

MADYA - Mona dan Jagra / atau Upawasa dan Jagra.

NISTA - Jagra.

Jangka waktu pelaksanaan Brata Shiwaratri dilaksanakan mulai pagi hari saat matahari terbit dan berakhir pada saat matahari terbit berikutnya [selama 24 jam].

Jangka waktu pelaksanaan Brata Shiwaratri juga hendaknya disesuaikan dengan kemampuan, situasi dan kondisi kita masing-masing.

Ada tiga tingkatan jangka waktu pelaksanaan Brata Shiwaratri, yaitu :

UTAMA - Mulai pagi hari saat matahari terbit dan berakhir pada saat matahari terbit berikutnya [selama 24 jam].

MADYA - Mulai tengah hari [tengai tepet], atau sekitar jam 12 siang dan berakhir pada saat matahari terbit keesokan harinya [selama 18 jam].

NISTA - Mulai sore hari saat matahari terbenam dan berakhir pada saat matahari terbit keesokan harinya [selama 12 jam].

Tingkatan Brata Shiwaratri manapun yang kita pilih [sesuai dengan kemampuan, situasi dan kondisi kita masing-masing], sangat penting untuk diperhatikan, bahwa hendaknya selama periode 24 jam itu kita melaksanakan hal-hal sebagai berikut ini :

1. Memfokuskan diri kepada rasa bhakti yang mendalam kepada Dewa Shiwa. Seperti misalnya sebanyak mungkin melakukan penjapaan mantra Dewa Shiwa [“Om Namah Shivaya”] secara manasika japa [diucapkan di dalam hati], atau tekun melakukan meditasi advaitta-citta [meditasi non-dualitas], yaitu meditasi keheningan, sebagaimana ajaran rahasia Dewa Shiwa dalam buku-buku suci Shiwa Tantra, atau tekun melakukan pelayanan dan kebaikan kepada mahluk lain, sebagaimana dalam ajaran suci Shiwa Tantra disebutkan bahwa salah satu arti kata "Shiwa" adalah belas kasih agung.

2. Memfokuskan diri kepada perenungan ajaran suci dharma. Seperti misalnya membaca buku-buku suci, mendengarkan dharma wacana seorang Guru Suci, dsb-nya. Jangan fokus kita teralihkan kepada kesenangan duniawi seperti misalnya main game, bergossip, pacaran, merayu lawan jenis, dsb-nya.

3. Menahan diri dari segala perbuatan yang melanggar dharma. Jangan menyakiti, jangan mencuri, jangan menipu, dsb-nya.

4. Menahan diri dari segala perkataan yang melanggar dharma. Jangan ngomel-ngomel, jangan marah atau memaki, jangan menjelekkan orang lain, jangan merendahkan orang lain, jangan menghina, dsb-nya.

Setelah matahari terbit keesokan harinya, Brata Shiwaratri sudah berakhir dan hendaknya kita lanjutkan dengan sadhana Tilem sasih Kapitu sebagai penutup keseluruhan Brata Shiwaratri. Yaitu pada pagi hari melakukan mandi penyucian [melukat] di pathirtan [sumber mata air suci] atau pura beji, serta pada siang hari kita memberikan sedekah [punia] kepada orang miskin, atau orang sakit, atau orang-orang yang memerlukan lainnya.

Benarkah melaksanakan Brata Shiwaratri dapat menghapuskan karma-karma buruk ? Rumah Dharma tidak akan membuka hal ini dengan tujuan agar tidak mengurangi kerelaan dan ketulusan Anda dalam melaksanakan sadhana Brata Shiwaratri.

Malam Shiwaratri adalah malam Dewa Shiwa yang sangat sakral. Di alam kematian, Dewa Shiwa adalah Ista Dewata yang menjadi pelindung dan penolong universal bagi semua mahluk. Ini bukan pengetahuan yang sekedar bersumber dari buku-buku suci, melainkan juga diketahui dari penembusan spiritual ke alam rahasia oleh para Satguru dan para sadhaka yang wikan. Laksanakanlah saja Brata Shiwaratri dengan penuh ketulusan dan tanpa pamrih, sebagaimana yang dilaksanakan oleh Lubdaka.


Om Namah Shivaya. Selamat melaksanakan Brata Shiwaratri. Dumogi stata shanti lan rahayu sareng sami…

Tuesday, 24 January 2017

Pembukuan Akuntansi dan contoh soal


⤇Konsep dasar
Akuntan · Pembukuan · Neraca percobaan · Buku besar · Debit dan kredit · Harga pokok · Pembukuan berpasangan · Standar praktik · Basis kas dan akrual · PABU / IFRS
Bidang akuntansi
Biaya · Dana · Forensik · Keuangan · Manajemen · Pajak
Laporan keuangan
Neraca · Laba rugi · Perubahan ekuitas · Arus kas · Catatan
Audit
Audit keuangan · GAAS · Audit internal · Sarbanes-Oxley · Empat Besar
Kotak ini: lihat bicara sunting
Pembukuan adalah pencatatan transaksi keuangan. Transaksi meliputi penjualan, pembelian, pendapatan, dan pengeluaran oleh perseorangan maupun organisasi. Pembukuan biasanya dilakukan oleh seorang ahli pembukuan. Pembukuan berbeda dengan akuntansi. Proses akuntansi biasanya dilakukan oleh seorang akuntan. Akuntan membuat laporan dari transaksi keuangan tercatat yang ditulis oleh ahli pembukuan. Terdapat beberapa metode umum pembukuan, semisal sistem pembukuan masukan-tunggal dan pembukuan berpasangan, kedua-dua sistem ini dapat dilihat sebagai pembukuan "nyata". Setiap proses yang melibatkan pencatatan transaksi keuangan adalah proses pembukuan.


⟶Ahli pembukuan
Seorang ahli pembukuan, juga dikenal sebagai pencatat akuntansi atau teknisi Mesin, ialah seseorang yang mencatat transaksi harian suatu organisasi. Seorang ahli pembukuan biasanya bertanggung jawab untuk menuliskan "buku harian". Buku harian yang dimaksud berisikan pembelian, penjualan, penerimaan, dan pengeluaran. Ahli pembukuan bertanggung jawab untuk memastikan semua transaksi sungguh-sungguh telah tercatat di dalam buku harian, buku besar pemasok, buku besar konsumen, dan buku besar umum. Ahli pembukuan memindahkan buku-buku itu ke tingkatan neraca saldo. Seorang ahli pembukuan menyiapkan rekening pendapatan dan lembaran neraca menggunakan neraca saldo dan buku-buku besar yang sudah disiapkan oleh ahli pembukuan.

⤍Sistem pembukuan
Dua sistem pembukuan yang umum digunakan di dunia usaha dan organisasi lainnya adalah sistem pembukuan masukan-tunggal dan pembukuan berpasangan. Sistem pembukuan masukan-tunggal hanya menggunakan akun pendapatan dan pengeluaran, dicatat terutama di dalam jurnal pendapatan dan pengeluaran. Pembukuan masukan-tunggal cocok digunakan untuk usaha mikro dan kecil. Pembukuan berpasangan memerlukan pengeposan (pencatatan) tiap-tiap transaksi dua kali, menggunakan debit dan kredit.

⟴Sistem masukan-tunggal
Sumber catatan pembukuan primer di dalam pembukuan masukan-tunggal adalah buku kas, sama dengan daftar rekening koran, tetapi menempatkan pendapatan dan pengeluaran ke berbagai akun pendapatan dan pengeluaran. Catatan akun yang terpisah dipelihara untuk kas mungil, status keterbayaran dan keterterimaan akun, dan transaksi-transaksi yang bersesuaian lainnya, semisal inventaris dan ongkos perjalanan.

Yang berikut ini adalah contoh jurnal pendapatan dan pengeluaran untuk pembukuan masukan-tunggal

No. Tgl Deskripsi Pendapatan Pengeluaran Penjualan Pajak Penjualan Jasa Inventaris Iklan Ongkos Angkut Persediaan Kantor Lain-lain
13/7 Neraca maju 1.826,00 835,00 1.218,00 98,00 510,00 295,00 245,00 150,00 83,50 61,50
1041 13/7 Pencetak - Pamflet iklan 450,00 450,00
1042 13/7 Grosir - Inventaris 380,00 380,00
1043 16/7 Persediaan kantor 92,50 92,50
-- 17/7 Deposito bank 1.232,00
- Penjualan kena pajak 400,00 32,00
- Penjualan luar negeri 165,00
- Penjualan kembali 370,00
- Penjualan jasa 265,00
bank 19/7 bea bank 23,40 23,40
1044 19/7 kas kecil 100,00 100,00
TOTAL 3.058,00 1.880,90 2.153,00 130,00 775,00 675,00 695,00 150,00 176,00 184,90

➧Pembukuan akun tunggal
Pembukuan sederhana bagi perseorangan dan keluarga melibatkan pencatatan pendapatan, pengeluaran, dan neraca terkini di dalam buku catatan kas atau daftar akun pemeriksaan.

Yang berikut ini adalah contoh daftar akun pemeriksaan

AD=Deposito otomatis, AP=Pembayaran otomatis, ATM=Anjungan Tunai Mandiri, DC=Kartu Debitnm
NKENTU
ATAU KODE TANGGAL DESKRIPSI TRANSAKSI BESARAN PEMBAYARAN  /  BEA BESARAN DEPOSITO NERACA
neraca maju 1331 85
AD 15/3 cek pembayaran 1823 56 3155 41
AP 26/3 listrik 104 31 3051 10
704 26/3 pengurusan surat mobil 58 50 2992 60
ATM 30/3 penarikan kas 100 00 1.00 2891 60
DC 2/4 grosir 127 35 2764 25
Sistem berpasangan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembukuan berpasangan

⤁Buku harian
Buku harian untuk konteks pembukuan adalah catatan transaksi keuangan dengan dua ciri, yakni deskriptif (tertib-kejadian) dan kronologis (tertib-waktu). Buku harian kadang-kadang disebut pula buku masukan asli (book of original entry). Perincian buku harian harus dimasukkan secara resmi ke dalam jurnal untuk memudahkan proses penghantaran (posting) ke buku besar. Buku-buku harian meliputi:

  • Buku harian penjualan, untuk mencatatkan semua faktur penjualan.
  • Buku harian kredit penjualan, untuk mencatatkan semua nota kredit penjualan.
  • Buku harian pembelian, untuk mencatatkan semua faktur pembelian.
  • Buku harian kredit pembelian, untuk mencatatkan semua nota kredit pembelian.
  • Buku harian kas, biasa dikenal sebagai buku kas, untuk mencatatkan semua dana yang diterima ataupun dikeluarkan. Buku harian kas dapat dibagi ke dalam dua jenis, yakni buku harian penerimaan untuk uang yang diterima, dan buku harian pengeluaran untuk uang yang dikeluarkan.


⟹Buku kas kecil
Buku kas kecil adalah catatan pembelian yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan pembelian-pembelian lainnya, biasa dikendalikan oleh sistem tetap (imprest system).


Droping KAS tanggal 24 oktober 2012 berjumlah 65 tabung. Telah didistribusikan 44 tabung.

Laku terjual                10 tabung.
Jumlah sisa                 11 tabung.

Elli suprapto (bicara) => Jurnal => Jurnal adalah catatan transaksi keuangan resmi dan kronologis sebelum angka-angka transaksi tersebut diakunkan ke dalam buku besar umum sebagai debit atau kredit. Jika buku harian tidak tersedia, maka jurnal adalah buku masukan asli, di mana segala transaksi dicatat untuk kali pertama, oleh karena itulah (untuk alasan teknis) jurnal kadang-kadang dipandang sama saja dengan buku harian. Jurnal-jurnal khusus meliputi: penjualan, pembelian, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan gaji pegawai. Jurnal umum adalah catatan masukan yang tidak disertakan ke dalam jurnal lainnya.

⤞Buku besar
Buku besar (dikenal pula sebagai buku masukan akhir) adalah catatan semua akun, masing-masing dicatat pada halaman terpisah dengan neracanya. Tidak seperti jurnal yang menampilkan semua transaksi keuangan tanpa neraca, buku besar mengikhtisarkan nilai-nilai dari satu jenis transaksi keuangan per akun, yang menjadi dasar bagi lembaran neraca dan rekening pendapatan. Buku besar terdiri dari:

Buku besar konsumen, untuk transaksi keuangan dengan seorang konsumen (juga disebut buku besar penjualan).
Buku besar pemasok, untuk transaksi keuangan dengan seorang pemasok (juga disebut buku besar pembelian).
Buku besar umum (nominal) menyajikan modal, utang, pendapatan, dan pengeluaran.
Daftar perkiraan
Daftar perkiraan (chart of accounts) adalah daftar semua kode akun yang dapat disajikan dengan angka, huruf, atau paduan angka dan huruf yang memungkinkan akun tersebut dapat ditempatkan ke dalam buku besar umum.

Komputerisasi pembukuan
Komputerisasi pembukuan menghilangkan banyak buku-buku kertas yang digunakan untuk mencatatkan semua transaksi dan biasanya memanfaatkan pembukuan berpasangan. Perangkat lunak komputer mempercepat proses pembukuan.

Pembukuan online
Pembukuan online memungkinkan data dan dokumen sumber disajikan di dalam aplikasi-aplikasi berbasis web, sehingga para ahli pembukuan dan akuntan dapat bekerja dari jarak yang berjauhan. Semua masukan yang dituliskan ke dalam perangkat lunak online dicatat dan disimpan di sebuah tempat yang jauh. Perangkat lunak online dapat diakses dari tempat manapun di dunia dan mengizinkan ahli pembukuan atau petugas pemasukan data bekerja di luar kantor. Kertas kerja dapat dikirimkan kepada ahli pembukuan atau perusahaan dapat memindai dokumen bisnis ini dan mengunggahnya (upload) ke tempat yang aman atau ke aplikasi pembukuan online pada basis rutin. Cara ini memungkinkan ahli pembukuan mengerjakan tugasnya dari kejauhan sambil memutakhirkan buku-bukunya. Para pengguna teknologi ini di antaranya:

Pekerja yang sering berpindah tempat dapat melakukan pemindaian dan pengiriman rekening mereka semasih di jalan untuk mendapatkan penggantian dana lebih cepat.
Organisasi-organisasi yang memiliki banyak kantor dengan departemen akuntansi terpusat mendapatkan dokumen hasil pemindaian dan mengirimkannya ke kantor pusat.
⇝Peristilahan
US English Int. English Indonesia
Check Cheque Cek
Checking Account Current Account Rekening koran

Materi Akuntansi Keuangan untuk pemula

                        

                        AKUNTANSI KEUANG
                                                    BAB I
                                                 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu sering di sebut sebagai “Bahasanya Dunia Usaha” (Bussiness Lenguage). Dewasa ini peran akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin besar dalam membantu melancarkan tugas manajemen untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan. Karena perkembangan bidang perekonomian tersebutlah yang menyebabkan peran akuntansi semkain meningkat, dan penigkatan bidang-bidang tersebut menuntut adanya akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan yang di butuhkan dalam pengambilan keputusankeputusan ekonomi.
         Agar fungsi akuntansi untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dapat tercapai, maka di susunlah prinsip-prinsip akuntansi. Penyusunan prinsip-prinsip akuntansi tersebut di dasarkan pada asumsiasumsi dan konsep-konsep dasar . Prinsip akuntansi yang berlaku di terapkan melalui berbagai metode dan prosedur.

1.2 Masalah

 1. Ruang lingkup akuntansi keuangan
 2. Akuntansi dan pelaporan keuangan
 3. Profesi akuntansi
 4. Perkembangan atas standar akuntansi
 5. Kerangka konseptual akuntansi
 6. Arti penting kerangka konsptual akuntansi
7. Tujuan umum dan khusus akuntansi
8. Konsep dasar akuntansi
9. Prinsip-prinsip akuntansi
10.Kendala dan keterbatasan akuntansi
 11.Arti penting pengukuran, penilaian dan penyajian tiap akun
12.Pengertian dan maksud adanya laporan keuangan

 1.3 Tujuan

       Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memaparkan secara singkat permasalahan yang di angkat dalam makalah ini.                                                 BAB II
 PEMBAHASAN
1.      Ruang Lingkup Akuntansi Keuangan
               Pengertian Akuntansi Di tinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat di definisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang di perlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
              Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu
dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
              Dalam prakteknya, akuntansi memiliki beberapa bidang spesialisasi yang berbeda. Bidang spesialisasi akuntansi secara garis besar dibedakan menjadi 2(dua) yaitu : akuntansi keuangan dan akuntansii manajemen.
 1. Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan yang menghasilkan laporan keuangan secara periodik yang dapat digunakan sebagai informasi intern dan ekstern perusahaan.
 2. Akuntansi manajemen (management accounting) adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan atas berbagai alternatif tindakan dan membantu memilih alternatif yang paling baik yang harus diambil oleh pengelola perusahaan. Akuntansi manajemen juga membantu manajemen dalam menjalankan operasi perusahaan sehari-hari dan merencanakan masa depan operasi.
            Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang bersangkutan dengan penyusunan laporan keuangan untuk pembuat keputusan, seperti pemegang saham , pemasok , bank , karyawan, instansi pemerintah , pemilik, dan pemangku kepentingan lainnya. Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau unit daya beli yang konstan. Kebutuhan mendasar untuk akuntansi keuangan adalah untuk mengurangi masalah principal-agent dengan mengukur dan pemantauan kinerja agen dan pelaporan hasilnya kepada pengguna yang tertarik. Akuntansi keuangan digunakan untuk menyiapkan informasi akuntansi untuk orang di luar organisasi atau tidak terlibat dalam sehari-hari menjalankan perusahaan.
              Akuntansi manajemen menyediakan informasi akuntansi untuk membantu manajer membuat keputusan untuk mengelola bisnis. Singkatnya, Akuntansi Keuangan adalah proses meringkas data keuangan diambil dari organisasi catatan akuntansi dan penerbitan dalam bentuk tahunan (atau lebih sering) laporan untuk kepentingan orang di luar organisasi. Akuntansi keuangan diatur oleh standar akuntansi baik lokal dan internasional.

2.2 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
              Dalam konsep statement nomor 1 FASB menggunakan istilah pelaporan keuangan, dan bukannya laporan keuangan. Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan IAI di pakai istilah laporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan caracara lain untuk melaporkan informasi. Dengan demikian pelaporan keuangan mempunyai pengertian yang lebih luas dari laporan keuangan. Pelaporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, prospectus, peramalan oleh manajemen dan berbagai pengungkapan informasi lainnya. Adapun unsure utama dari pelaporan keuangan adalah laporan keuangan. Karenanya, tujuan laporan keuangan sama dengan tujuan pelaporan keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan
                Di dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 1 di nyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
 1) Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
 2) Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari peneriamaan uang di masa yang akan dating yang berasal dari deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, dan jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman
3) Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan laindan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
 Tujuan laporan keunngan menurut Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI, 1994) adalah : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan pengambilan keputusan ekonomi. Ketiga karakteristik informasi di atas merupakan pedoman bagi penyusunan pelaporan keuangan untuk suatu badan usaha.

 2.3 Profesi Akuntansi
              Jabatan-jabatan  dalam lapangan akuntansi dapat di kelompokkan dalam berbagai bidang. Pada umumnya akuntansi di bedakan menjadi 2 bidang yaitu akuntansi public dan akuntansi intern.
            Akuntan Publik adalah akuntansi yang memberikan jasanya untuk melayani kebutuhan masyarakat. Untuk itu akuntan public menerima imbalan jasa dari pemakai jasa, seperti halnya dokter atau penasihat hokum. Jenis pekerjaan yang biasanya di lakukan oleh para akuntan public adalah pemeriksaan laporan keuangan (auditing), bantuan di bidang perpajakan, dan konsultasi manajemen. Di indonesai hanya sedikit akuntan yang berpraktik sebagai akuntan public. Di perkirakan hanya 5 % dari akuntan yang ada di Indonesia memilih pekerjaan di bidang akuntansi public. Untuk dapat menjadi akuntan public harus di penuhi persyaratan yang di tetapkan oleh organisasi profesi dan ketentuanketentuan yang di tetapkan pemerintah.
          Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan tertentu. Berbeda dengan akuntan public, akuntan intern hanya melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan di mana ia bekerja. Akuntan intern terdapat di berbagai organisasi, baik berupa perusahaan maupun organisasi nirlaba seperti Rumah Sakit atau organisasi social. Namun jabatan akuntan intern sangat beraneka ragam, ada yang di sebut kontroler, bendahara, atau kepala bidang keuangan.
            Para akuntan di Indonesia memiliki organisasi profesi yang di sebut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sebagai organisasi profesi, IAI menetapkan kode etik bagi para anggotanya. Organisasi ini juga menetapkan standar akuntansi keuangan dan standar audit.

 2.4 Perkembangan atas standar akuntansi
            Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang ini.
             Terkait hal tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
            Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).”
              Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya.
             Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam beberapa tahun ke depan. Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku ”Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007” ini di dalamnya sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 ISAK.
Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan. Awalnya, cikal bakal badan penyusun standar akuntansi adalah Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar akuntansi keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya,pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubahmenjadiKomiteStandar Akuntansi Keuangan (Komite SAK).      
                   Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan, yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia.
    2.5 Kerangka Konseptual Akuntansi
“Suatu system yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar yg sailing berkaitan , yg diharapkan dpt menghasilkan standar - standar yg konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi , dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan” (sumber : FASB 1978).                                                
           Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah kerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB yang memuat 4 komponen konsep penting yaitu:
(a)    Tujuan pelaporan keuangan
              Penentuan tujuan laporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Most, menunjukkan dua pendekatan dalam menentukan tujuan penyediaan informasi (pelaporan keuangan) yaitu:
 (1) Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan. Pelaporan keuangan diarahkan untuk menghasilkan satu set data (satu set statemen keuangan) untuk berbagai pemakai dan kepentingan.
 (2) Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi). Kelompok pemakai meliputi pemakai eksternal dan internal sehingga beberapa laporan tidak harus berupa statemen.
 (b) Criteria kualitas informasi
              Criteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut terpaut dengan keputusan yang menjadi sasaran informasi. Informasi juga akan bermanfaat kalau pemakai mempercayai informasi tersebut.
 (C)Elemen-elemen statemen keuangan
 Elemen statemen keuangan adalah makna (meaning) atau konstruk (construct) yang sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau mempresentasi realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harus menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut.
(d) Pengukuran dan pengakuan Penentuan dan pendefenisisan elemen berkaitan dengan masalah apa yang harus disajikan dalam statemen keuangan dan terdiri atas apa saja seperangkat penuh statemen keuangan (a full set of financial statements). Elemen dan pos menjadi bahan penyusunan seperangkat penuh statemen keuangan. Agar secara teknis penyususnan statemen keuangan dapat dilaksanakan dengan mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar atau ledger ) untuk mencatat hasil pengukuran. Oleh karena itu, pos-pos yang harus disajikan dalam statemen keuangan menjadi basis untuk menamai akun-akuan (accounts) dalam buku besar. Bila suatu hasil pengukuran dicatat dalam system pembukuan, berarti informasi tersebut dengan sendirinya akan disajikan via statemen keuangan (incorporated into financial statements).

2.6 Arti Penting Kerangka Konseptual
              Kerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil perekayasaan sering disebut pula sebagai seperangkat prinsip umum (a set of broad principles), seperangkat doktrin (a body of doctrine), atau struktur konsep-konsep yang terpadu atau saling berkaitan (a structure or scheme of interrelated ideas).
                  Tanpa Kerangka konseptual sebagai “konstitusi” akan sulitlah bagi penyususn standar untuk mengevaluasi argument bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik.
                  Tiadanya rerangka konseptual dapat mengakibatkan penyusunan standar akuntansi diperalat oleh pihak tertentu (vested-interest group) untuk menghasilkan standar yang menguntukan pihak tersebut. Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan sifat dan fungsi pelaporan keuangan

 2.7 Tujuan Umum dan Khusus Akuntansi
                 Tujuan Umum : Memberikan informasi tentang posisi, sumber dan total kekayaan bersih, proyeksi laba/rugi, perubahan harta dan kewajiban kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik intern maupun ekstern.
Tujuan Khusus : Relevan
                              Dapat di mengerti
                              Dapat di verifikasi
                              Netralitas
                              Ketepatan waktu
                              Komparabilitas Kelengkapan

 2.8 Konsep Dasar Akuntansi
         Konsep akuntansi di kembangkan dari hasil penelitian praktek akuntansi sehari-hari, dan pengumuman dari lembaga yang berwenang. Saat ini dewan standar akuntansi keuangan (Financial Accounting Standard Board FASB) merupakan lembaga yang mempunyai kewenangan di Amerika Serikat dengan tugas utama mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi. FASB menerbitkan pernyataan standar akuntansi keuangan dan interpretasinya.
               Dari sekian banyak aturan yang terdapat dalam prinsip akuntansi Indonesia, 3 aturan di antaranya adalah sebagai berikut :
 1. Konsep entitas Konsep entitas atau kesatuan usaha adalah suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau individu lain. Ditinjau dari segi akuntansi antara kesatuan usaha yang satu dengan kesatuan usaha yang lain atau dengan pemiliknya, terdapatt garis pemisah yang tegas. Ini berarti bahwa kejadian keuangan yang menyangkut suatu kesatuan usaha, tidak boleh di campur dengan kesatuan usaha lain atau dengan pemiliknya, dan sebaliknya. Konsep ini penting artinya daam menilai keeadaan keuangan dan hasil usaha yang di capai suatu organisasi atau bagian dari organisasi. Tanpa konsep ini maka laporan keuangan akan menjadi kacau, karena apa yang terantum dalam laporan keuangan suatu organisasi mungkin di masuki kejadian-kejadian keuangan yang sebenarnya tidak berhubungan dengan organisasi tersebut. 2. Prinsip Obyektivitas Catatan dan laporan akuntansi harus di dasarkan pada data yang bias di percaya sebagai laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna. Data yang bias di percaya adalah data yang bias di verifikasi. Data semacam itu harus bias di konfirmasi oleh pengamat yang independen. Oleh karena itu, catatan akuntansi harus di dasarkan pada informasi yang berawal dari kegiatan yang di dokumentasi dalam bentuk bukti yang obyektif. 
3. Priinsip cost Prinsip cost atau prinsip biaya menetapkan bahwa harta atau jasa yang di beli atau di peroleh harus di catat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli tahu bahwa harga mungkin masih bisa di tawar, tetapi barang atau jasa yang di beli akan di catat dengan harga yang sesungguhnya di sepakati dalam transaksi yang bersangkutan.

 2.9 Prinsip-prinsip akuntansi
         Ada beberapa prinsip dasar yang di kenal sering di gunakan untuk pencatatan, di antaranya :
 • Prinsip Biaya Historis (Historical Cost), prinsip ini mengharuskan bahwa sebagian besar asset dan liabilities dihitung dan dilaporkan bedasarkan harga perolehan. Penilaian ini dianggap lebih unggul dibandingkan dasar lain karena bersifat pasti dan dapat diperiksa.
 • Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition), pendapatan umumnya diakui saat direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Direalisasi ditunjukkan saat barang atau jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas. Dapat direalisasi ditunjukkan saat asset siap ditukar dengan kas atau kalim atas kas.
 • Prinsip Mempertemukan (Matching Principe), bahwa pengakuan biaya dihubungkan dengan pengakuan pendapatan. Untuk biaya-biaya yang sulit dihubungkan dengan pendapatan, beberapa pendekatan harus dilakukan misalnya dengan alokasi rasional dan sistematis.
 • Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure), dalam memutuskan informasi apa yang harus dilaporkan, akuntan mengikuti praktek yang umum bagi penyediaan informasi yang cukup penting untuk mempengaruhi penilaian dan pembuatan keputusan. Biasanya pertimbangan yang digunakan adalah (1) mengungkapkan masalah yang cukup yang dapat menunjukkan perbedaan , dan (2) peringkasan untuk membuat informasi tersebut dapat dimengerti dengan memperhatikan biaya penyusunannya dan pemakaiannya. Constrains, dalam memberikan berguna.
 • Prinsip Konsistensi (Consistency), agar laporan keuangan dapat informasi dengankarakteristik kualitatif yang membuatnya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka metode dan prosedurprosedur yang di gunakan dalam proses akuntansi harus di terapkan secara konsisten dari tahun ke tahun sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera di ketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. 2.10 Kendala atau Keterbatasan Akuntansi Beberapa keterbatasan akuntansi sebagai berikut : Cukup Berarti
Beberapa pedoman umum yang dapat di gunakan untuk menetukan apakah cukup berarti atau tidak adalah sebagai berikut :
1) Aspek Kuantitatif, berdasarkan pada jumlah absolute, misalnya jumlah rupiah atau berdasarkan pada nilai relative, misalnya sebagai suatu presentase dari pendapatan bersih dari modal dan lain sebagainya.
2) Aspek Kualitatif, mempertimbangkan karakteristik dari lingkungan, karakteristik dari perusahaan seperti besar kecilnya perusahaan, struktur modal, karakteristik dari elemen itu sendiri seperti sifatnya, waktunya, hubungannya dengan pendapatan dan karakteristik dari kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi yang digunakan. Konservatif Sikap konservatif ini mengatur bahwa kenaikan nilai aktiva dan laba yang di harapkan tidak boleh di catat sebelum di realisasikan, dalam arti di jual, dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang di perkirakan akan timbul harus di catat walaupun jumlahnya belum dapat di tentukan. Sifat Khusus suatu Industri Industry-industry yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi, dan lain-lain sering kali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industry-industry lainnya. Kerana adanya peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusu ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsi akuntansi tertentu yang berbeda dengan yang umumnya di gunakan.
 2.11 Arti penting pengukuran, penilaian dan penyajian tiap akun atau pos
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam definisi unsur unsur laporan keuangan baik dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam bentuk kata kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. (IAI, 2004, hal.20) Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi (IAI, 2004, hal.23)
 1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
 a. Pengakuan Aset Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
 b. Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligasi) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
 c. Pengakuan penghasilan Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
 d. Pengakuan Beban Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung atau bersama sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.
 2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Berikut adalah berbagai dasar pengukuran laporan keuangan (IAI, 2004, hal. 24)
 a. Biaya nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation) atau dalam keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
 b. Biaya Kini (Current Cost) Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
c. Nilai Realisasi / penyelesaian (realizable/settlement value) Aset dinyatakan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
 d. Nilai Sekarang (Present Value) Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
2.12 Pengertian dan Maksud Adanya Laporan
 Keuangan Laporan Keuangan adalah laporan formal tentang informasi keuangan perusahaan. Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari 4 (empat) laporan yaitu Neraca (laporan posisi keuangan), Laporan Laba rugi laporan perubahan modal dan laporan arus kas.

1.      NERACA
                  Neraca adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca sering disebut juga dengan Laporan posisi keuangan. Manfaat neraca bagi suatu perusahaan adalah untuk mengetahui tentang : 1. Jumlah kekayaan perusahaan
2. Kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya (likuiditas dan solvabilitas)
3. Kemapuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar (fleksibilitas)
4. Jumlah utang perusahaan pada kreditur
5. Jumlah investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan
Bentuk penyajian neraca ada 2 (dua) yaitu :
 a) Bentuk Rekening (Skontro)
 b) Bentuk Laporan (Staffel)

2. LAPORAN LABA RUGI
               Laporan Laba Rugi adalah laporan yang membuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu. Laporan laba rugi disebut juga dengan laporan laba atau operasi. Laporan laba rugi merupakan suatu gambaran tentang hasil usaha perusahaan atau operasi perusahaan. Manfaat laporan laba rugi bagi perusahaan adalah untuk mengetahui tentang :
1) laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan.
 2) Sebab-sebab perusahaan memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian
 3) informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan sumber-sumber utama pendapatan perusahaan

3. LAPORAN PERUBAHAN MODAL
            Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang memuat ikhtisar perubahan modal yaitu untuk periode tertentu satu bulan atau satu tahun. Manfaat Laporan perubahan modal yaitu dapat diperolehnya sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu. Penambahan dalam modal pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dan dari laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan. Pengurangan modal pemilik dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama periode berjalan.

4. LAPORAN ARUS KAS
                 Laporan Arus Kas (cash flow) adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk berupa penerimaan kas dan jumlah kas keluar berupa pengeluaran atau pembayaran kas dalam suatu periode tertentu. Laporan arus kas wajib dibuat oleh setiap perusahaan, menurut Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Arus kas dapat bersumber dari :
a) Operasi, misalnya dari penjualan barang dagangan
b) Investasi, misalnya dari penjualan aktiva jangka panjang
c) Pendanaan (Financing), misalnya kredit bank. Laporan ini berguna untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, serta untuk mengetahui kenaikan atau penurunan bersih kas yang dimiliki oleh perusahaan selama periode berjalan dan saldo kas yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.           

                                      BAB III
                                          
 3.1 PENUTUP
 • Kesimpulan Akuntansi adalah system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi adalah bahasa bisnis. • Seorang akuntan dapat menjadi baik akuntan public maupun akuntan intern. Dua bidang yang paling lazim di temukan dalam akuntansi adalah akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.